Thursday, February 4, 2010

KISAH DULU II



Dia itu kekasih aku
Yang antara orang yang paling aku sayang
Sudah sebati dalam hidup
Padahal asalnya dia cuma jiran ketika kecil
Ku anggap dia adik, kembar, musuh, dan kekasihku
Dan dia antara teman terbaikku
Pemberi telinga , pengunci hatiku,
Ditangannya dulu , selalu memeluk aku yang kecil disaat aku lagi memerlukan
Dia jiwa
Dia cinta
Hampir 15 tahun kami menggulung anyam hidup bersama
Yang rapat dengan ku pasti kenal yang kumaksud
Aku kenal dia sebelum adiknya lahir ,
yang sekarang adiknya itu ku kira sudah berada di menengah rendah
dia dimataku cantik , cukup cantik
Dan manis ,kategori tidak banyak cakap dan agak pemalu
Kalau berjalan bersama , dia selalu sahaja diganggu oleh jantan – jantan kota
selalu aku dan dia dilabel punya hubungan lebih dari biasa
gara-gara perawakan gadis tomboi yang berkepit dengan perempuan lawa
ah tidak! cuma cinta selayak teman karib.


dan kami :pasti ada pro dan kontra
Kalau aku begini . dia begitu
Kalau dia mahu yang ini, aku mahu yang itu
Tapi itu buat aku dan dia terasa lengkap
Dan aku dianggap sebagai kakak nya, ’teman rujukan’ kata dia
Hidup kami penuh warna warni dan bersulam indah
Penuh jiwa-penuh cinta
Bagai isi dengan kuku
Semakin hari , aku dan dia semakin membesar
Dari aku gigi rongak , sehingga sudah pandai berambut perang
Dia masih disisi aku , seperti dulu
Banyak yang dilalui bersama
Makan , tidur , mandi , bermain , belajar, segalanya dengan dia
Pahit-manis- suka-duka-gelak-tawa- ratap sedih

Paling lama aku marah , bergaduh dengan dia pasti dalam 3 hari –
Itu yang paling lama!

Tapi kali ini , aku seperti sudah tidak kenal dia
Jiwaku hilang separuh hati
Rasa sesal juga terkadang lahir dari jiwa
Cuma omelan yang sedikit .
Ya, mungkin sedikit sebanyak faktor sekeliling memain peranan
Dan aku mungkin sudah pandai berego-ego
Jadi aku sudah kehilangan ,
Sudah hampir setahun
Aku sudah mati , dibunuh keadaan.
Sekarang lagi hidup tanpa dia
Mengutip cebisan yang tinggal untuk aku nikmati
Cerita itu ku tutup rapat-rapat
Aku simpan dalam hati
menjadi memori
sehingga saat itu muncul
dan aku pasti ,
kali ini sudah tidak seperti dulu!
Kadang-kadang aku benci begini.

p/s: entri ini ku tulis dengan air mata meleleh di pipi, pilu..

No comments:

Post a Comment

woot-wooots :)

Note: Only a member of this blog may post a comment.