Wednesday, July 18, 2012

RAMADHAN YANG MANIS

untuk kesekian kali ,
Ramadhan itu datang,
membawa kecintaan masa lalu
yang kurang ditinggal pergi.
______________________________________
karya : Sasterawan Negara, Dato'A . Samad Said
Buku Antologi Puisi : Hujan Pagi

Alam itu cantik—gunung dan tasik;
maya terlalu indah—laut dan mega.

Lapar dan dahaga yang mengiktibar
cekal dan bersih suara mengajar:
Lapar kita dahaga yang menguji,
dahaga kita lapar yang mengerti—
ketakwaan penuh terhadap Ilahi.

Puasa—musim manis, bahang menguji,
angin yang santun ke pohon dakwah
bergugus dan sihat buah ibadahnya.
Bulan menyimpan kebijaksanaan,
musim indah di taman Ramadhan,
menyerlahkan kemanusiaan luar biasa,
menginsafi keagungan Maha Kuasa.

Daun yang gugur, tanah yang rekah,
di atas sejadah harum iklimnya;
surah yang jernih dan suara syahdu
terhantar ke lidah dari damai qalbu,
merubah derita ke bahagia diri,
membimbing hidup yang diredai.

Solat malam, zikir doa, tulus sedekah
ibadah ummah, tangkai yang ketiga,
mengagumi Allah Subhanahu Wa Taala.
Langit beradab, kelam dan cerah
datang dan pulangnya iktibar berhemah.
Badik ketika murka, senyum sewaktu mesra,
alam, insan khusyuk menyujud Ilahi
sekiblat dalam tautan kasih yang hakiki.

Lailatul qadar ia pada detik terpilih
malam yang manis, indah dan jernih.
Pada malam sabar dan siang yang cekal
ranum pohon hikmah sebagai bekal;
gugus permata, kerlipnya paling mesra,
merimbun bugar, daunnya meneduhi ummah.



Iringan lagu kegemaran: caravancy-kitaro. oh , terima kasih ayuhai adik junior Karangkraf.


p/s: Sajak ini dibaca kembali , setelah hampir 7 tahun meninggalkan pentas sekolah.  Latihan yang cuma 5 minit, perasaan gugup seperti sedang mengunggu lafaz nikah dibaca.  Berdebar-debar (eleh, macam lah penah menikah) hahaha